Senin, 27 Desember 2010

INTENSITAS MERAPI


INTENSITAS MERAPI CENDERUNG STABIL
Jum’at, 19 November 2010, pukul: 09:45 WIB
Liputan6.com, Yogyakarta


Intensitas erupsi Gunung Merapi yang berada di perbatasan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah dalam beberapa terakhir ini terus menurun, namun kalangan masyarakat diminta tetap waspada.
Berdasarkan data pantauan secara instrumental dan visual, tampak awan panas masih sering terjadi namun intensitasnya kecil yang diikuti dengan aktivitas seismik lain seperti gempa vulklanik dan tekanan lain.
Demikian disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM ) Surono, di Yogyakarta, Jumat (19/11).
Menurut Surono gempa tektonik dan Vulkanik sekali-sekali memang masih terjadi namun cenderung menurun. Tremor masih terjadi beruntun dengan amplitudo lemah namun belum menurunkan status Gunung Merapi dari awas karena masih dilakukan evaluasi.
Jika kondisi Gunung Merapi tetap stabil, maka Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral bisa mengevaluasi zona aman 20 kilometer, katanya.
Ia mengatakan dalam beberapa hari terakhir ini ketinggian asap yang dipantau dari pos pengamatan Merapi semakin berkurang, hanya hanya berkisar pada ketinggian maksimal 1.000 meter hingga 2.000 meter dari puncak Gunung Merapi.
Bahkan pada pagi ini hanya terpantau asap solfatara putih tebal dengan tinggi maksimum 600 meter condong ke barat daya yang teramati dari Pos Tempel dan Ketep.
Hal ini, katanya, menunjukkan adanya penurunan intensitas letusan sehingga memungkinkan jika kondisinya bisa stabil maka akan ada pengurangan zona rawan.
Kalangan masyarakat, terutama di tempat pengungsian diminta tetap bersabar meski mengetahui intensitas Gunung Merapi mengalami penurunan.
"Kami meminta masyarakat tetap bersabar hingga kondisi Gunung Merapi benar-benar membaik. Masyarakat tetap di tempat pengungsian. Jangan pulang dulu ke desa masing-masing," katanya.
Aktivitas seismik Gunung Merapi yang terpantau Jumat (19/11) dini hari hingga pagi ini menunjukkan gempa vulkanik sebanyak satu kali, guguran empat kali, gempa tektonik satu kali dengan tremor masih beruntun dan tidak diikuti awan panas.
Namun jika dibandingkan dengan aktivitas sebelumnya pada Kamis (18/11) memang mengalami penurunan tercatat gempa vulkanik sampai 57 kali, guguran enam kali, gempa tektonik dua kali, dan awan panas satu kali

Menurunnya aktivitas Merapi membuat zona bahaya diturunkan. Namun status Merapi masih berada pada level 4 atau Awas.
Hal ini disampaikan Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono, Jumat (19/11).

"Aktivitas Gunung Merapi cenderung menurun, termasuk intensitasnya sehingga kami memutuskan untuk mengurangi radius rawan bahaya meski status tetap awas," katanya.

Berdasarkan hal-hal tersebut, PVMBG kemudian menetapkan radius rawan bahaya letusan Gunung Merapi pada Jumat, yaitu untuk Kabupaten Sleman dibagi menjadi dua wilayah yaitu 15 kilometer (km) untuk sisi timur Kali Boyong dan 10 km di sisi barat Kali Boyong. Sebelumnya, radius rawan bahaya letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman adalah 20 km.

Perbedaan radius rawan bahaya di Kabupaten Sleman tersebut disebabkan erupsi Gunung Merapi yang lebih sering mengarah ke sisi selatan di antara Kali Boyong hingga Kali Gendol, baik untuk luncuran awan panas atau lahar. "Antara Kali Boyong dan Kali Gendol lebih sering menjadi langgaran luncuran awan panas. Jika bahaya dari lahar masih bisa lebih diantisipasi karena kecepatannya lebih rendah dibanding awan panas," jelas Surono.

Sedangkan di Kabupaten Klaten masih tetap 10 km, Kabupaten Boyolali dari 10 km menjadi 5 km dan untuk Kabupaten Magelang dari 15km menjadi 10km.

Surono mengatakan indikasi penurunan aktivitas Gunung Merapi tersebut dan intensitas erupsi Gunung Merapi tersebut diperoleh dari hasil pemantauan seismik, visual maupun deformasi pada Kamis (18/11).

Berdasarkan indikasi seismik, lanjut dia, tekanan suplai magma dari bawah sudah mulai berkurang, begitu pula dengan amplitudo tremor dan gempa vulkanik menurun.

Ia berharap, tekanan fluida magma yang semakin berkurang akan terbentuk kubah lava yang stabil yang menandai tahapan akhir dari erupsi Gunung Merapi.

Selain itu, berdasarkan pengamatan visual, tinggi kolom asap yang terbentuk juga semakin berkurang yaitu antara 1.000 meter - 2.000 meter dari puncak Gunung Merapi.

Berikut desa-desa yang kini berada dalam radius rawan bencana Gunung Merapi:
·            Kecamatan Cangkringan: Argomulyo, Glagahharjo, Kepuhharjo, Umbulharjo, Wukirsari
·            Kecamatan Ngemplak: Sindumartani, Umbulmartani, Wedomartani
·           Kecamatan Pakem: Candibinangun, Hargobinangun, Harjobinangun, Pakembinangun,Purwobinangun
·            Kecamatan Turi: Girikerto, Wonokerto  2. Kabupaten Magelang
·           Kecamatan Dukun: Kalibening, Keningar, Krinjing, Mangunsuko, Ngargomulyo, Paten,     Sengi, Sewukan, Sumber
·            Kecamatan Sawangan: Ketep, Kapuhan, Wonolelo
·            Kecamatan Srumbung: Kaliurang, Kemiren, Mranggen, Ngablak, Ngargosoko, Tegalrandu.  3. Kabupaten Boyolali
·            Kecamatan Cepogo: Genting, Jombong, Sukabumi, Wonodoyo
·            Kecamatan Musuk: Cluntang, Dragan, Jenowo, Mriyan, Sangup
·            Kecamatan Selo: Jrakah, Klakah, Lencoh, Samiran, Selo, Suroteleng, Tlogolele.  4. Kabupaten Klaten
·            Kecamatan Kemalang: Balerante, Bumiharjo, Kendalsari, Panggang, Sidorejo, Tangkil, Tegalmulyo, Tlogowatu. (Ant)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar